UPAYA MENINGKATKAN MUTU
PEMBELAJARAN
MELALUI MELALUI STRATEGI
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III
SD NEGERI 4 GLEMPANG KEC. MANDIRAJA KAB.BANJARNEGARA
Oleh :
Suparno, S.Pd.SD
A. PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Pelajaran Matematika dianggap pelajaran yang
menakutkan, bisa
jadi sebagian besar anak didik peneliti , membenarkan kalimat tersebut.Apalagi
mereka yang tidak menyukai Matematika ,pasti beranggapan bahwa pelajaran
Matematika ini tidak menyenangkan .akhirnya merekapun jadi malas belajar
Matematika. Begitulah yang melekat dibenak peneliti yang sekaligus menggugah
dan membangkitkan semangat dan merasa tertantang untuk mewujudkan impiannya
yaitu mencerdaskan anak–anak. Guru mempunyai tanggung jawab besar, karena guru
selalu berusaha agar dalam pembelajaran yang dikelolanya di sekolah dapat
berhasil dengan memuaskan. Dihadapan siswa guru adalah figur yang diteladani
oleh siswanya, lebih–lebih untuk siswa kelas rendah akan lebih mempercayai gurunya
daripada orang tuanya. Guru dalam menyampaikan pelajaran harus benar, jangan
ada konsep–konsep yang meragukan bagi siswa. Apa yang disampaikan oleh guru
harus bisa dicontoh dan diteladani oleh siswanya. Sebab ilmu yang diperoleh
bukan hanya untuk sesaat, tetapi untuk bekal dalam kehidupan dikelak kemudian
hari.
Peran guru menurut Wrightman (1977)
sebagaimana dikutip oleh Uzer Usman (2005 : 4) peran guru adalah terciptanya
serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan dalam suatu situasi tertentu
serta hubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa
yang menjadi tujuan.
Dari peran guru yang disampaikan
Wrightman diatas, maka guru harus dapat memposisikan dirinya dengan baik agar
peran guru dalam proses belajar mengajar dapat tercapai dengan baik.
Stategi merupakan
salah satu aspek penting yang harus dikuasai guru agar tujuan pendidikan dapat
tercapai dengan baik. Berhasil tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru sangan bergantung pada tepat tidaknya stategi yang diterapkan oleh guru
tersebut.Guru harus dapat memilih materi yang tepat dan metode yang digunakan
dalam menyampaikan materi, karena dengan metode yang tepat tujuan yang akan
lebih berhasil.
Untuk
mengefektifkan dan menyukseskan implementasi kurikulum KBK maupun KTSP ini
diperlukan suatu model pembelajaran. Tentu model pembelajaran yang diarapkan
adalah model pembelajaran berbasis kompetensi.
Salah
satu model pembelajaran ini adalah model pembelajaran berdasarkan pendekatan
kontekstual atau Contextual Teaching and
Learning(CTL).
Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep pembelajaran yang menekankan keterkaitan antara materi
pembelajaran dengan dunia keidupan peserta didik secara nyata, sehingga peserta
didik mampu mengubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam
kehidupan seahari-hari (Mulyasa,2005:137).
Karakteristik
dlam strategi pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) diatas menjelaskan bahwa pengetahuan itu
diperoleh, dikembangkan dengan melihat pengetahuan yang sudah ada pada siswa
sekaligus kegiatan praktek pengetauan dan pengalaman yang diperoleh. Disini
keaktifan siswa benar-benar menjadi prioritas dalam belajar mengajar dalam
rangka menemukan makna dalam materi.
Pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang akan diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan sehari–hari (Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah , 2006).
Srtategi pembelajaran
Contextual Teahcing and Learning (CTL)
menjadikan siswa berfikir aktif dalam proses belajar mengajar, menemukan
makna dalam materi yang diajarkan karena materi yang ada dihubungkan dengan
dunia nyata siswa, yang selanjutnya diharapkan dapat mengubungkan dan
menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Secara umum siswa yang belajar di sekolah dasar berumur
antara 6 sampai 12 tahun, oleh karenanya dapat digolongkan masa kanak-kanak.
Pada masa kanak-kanak dunia bermain dengan alam dan lingkungan masih sangat
dominan, oleh karenanya stategi Contextual
Teaching and Learning (CTL) sangat tepat digunakan dalam Proses Belajar
Mengajar (PBM) di Sekolah Dasar (SD).
Mengacu dari
hasil Ulangan siswa diduga siswa kelas III SD Negeri 4 Glempang Kec. Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara masih banyak mengalami
kesulitan dalam memahami tentang
matematika.
Untuk membuktikan ada tidaknya kesulitan
yang dialami siswa maka perlu diadakan observasi. Hasil observasi peneliti
digunakan untuk masukan yang berharga terutama bagi guru yang mengajarkan
Matematika di kelas III SD Negeri 4 Glempang Kec. Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara, Akibat dari masalah diatas
hasil pembelajaran Matematika masih
rendah, hasil akhir yang diharapkan tidak tercapai secara
tuntas ,terbukti dari 16 siswa hanya 5 siswa kelas III Negeri 4 Glempang
Kec. Mandiraja, Kabupaten
Banjarnegara yang menguasai atau mencapai tingkat penguasaan materi sebesar 70% ke atas.
Dari kasus pembelajaran diatas dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut
:
a. Siswa tidak aktif mengikuti pembelajaran
b. Siswa banyak yang berbicara sendiri dalam
mengikuti pembelajaran.
c. Minat siswa untuk belajar rendah.
d. Hasil belajar matematika rendah.
e. Tingkat pemahaman konsep mengubah pecahan
ke bentuk desimal rendah.
Faktor
yang menyebabkan rendahnya pemahaman konsep matematika dapat dianalisis sebagai berikut :
a. Guru lebih banyak menggunakan metode
ceramah sehingga terkesan menjemukan,
b. Guru tidak menggunakan alat peraga,
c. Guru kurang menguasai kelas,
d. Skenario pembelajaran kurang runtut.
Berdasarkan analisis masalah
di atas maka fokus perbaikan dipilih Strategi
Contextual
Teahcing and Learning (CTL) hingga rumusan masalah adalah Apakah dengan strategi Contextual Teahcing and Learning (CTL) dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan prestasi belajar siswa kelas
III Negeri 4 Glempang
Kec. Mandiraja, Kabupaten
Banjarnegara dalam Pelajaran Matematika .
2.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan
penelitian adalah Mengaplikasikan pembelajaran yang digunakan guru dalam
memberikan mata pelajaran Matematika
dengan menggunakan strategi Contectual
Teaching and Learning (CTL) untuk
meningkatkan mutu pembelajaran Matematika kelas III Negeri 4 Glempang Kec. Mandiraja.
3. Definisi
Operasional
a.
Strategi Pembelajaran Contectual
Teacing and Learning
Kata strategi dapat di artikan sebagai seni (art) melaksanakan stratagen
yakni siasat atau rencana, yang dalam
perkembanganya kata strategi memiliki banyak padanan terutama dalam bahasa
inggris dan salah satu yang sering kita dengar kususnya dalam dunia pendidikan
adalah approach ( pandekatan ) serta procedur ( tahapan kegiatan ).
Pembelajaran
sendiri dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 20 diartikan
sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar saat
lingkungan belajar ( Arifin,2003:36 )
Contextual
sendiri dalam kamus inggris Indonesia karangan John M . Chols
dan Hassan Shadily berarti yang berhubungan dengan konteks. Sementara teaching dalam kamus
inggris Indonesia diartikan pengetahuan.
Dari
pangertian secara etimologi Contextual
Teacing and Learning biasa kita artikan sebagai proses mengajar dan belajar
pengetahan yang disesuaikan dengan konteks. Mengapa merujuk pada tugas guru
sementara belajar kembali pada tugas siswa. Jadi proses pembelajaran dalam
dunia contextual teaching and learning sangat kental dengan nuansa keaktifan
guru dan siswa. Keduanya memiliki peran dalam proses pambelajaran sehingga guru
tidak lagi mendominasi dan berperan sebagai pusat belajar.
Secara terminologi atau istilah kita
dapat menemukan definisi CTL (Contextual
Teacing and Learning) yang di rumuskan dari berbagai pendapat. Contextual
Teaching and Learning (CTL) di definisikan Elain B.Jonson sebagai sebuah
proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam
materi akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan
konteks keadaan pribadi, social dan budaya mereka (Johnson,2007: 67) Dari konsep tersebut ada 3 hal yang harus kita
pahami :
a.
Contextual Teaching and Learning (CTL)
menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi yang
bertujuan menolong siswa melihat makna dalam materi akademik yang di peroleh,
artinya proses belajar di orientasikan pada proses pengalaman secara langsung.
b.
Contextual Teaching and Learning (CTL)
mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang di pelajari
dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa di tuntut untuk dapat menangkap
hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Dengan
mengorelasikan materi yang di temukan dengan keidupan nyata, bukan saja bagi
siswa materi itu akan bermakna secara fungsional akan tetapi materi yang di
pelajari akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah di
lupakan.
c.
Contextual Teaching and Learning (CTL) mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam
kehidupan, artinya Contextual Teaching
and Learning (CTL) bukan hanya
mengharapkan siswa dapat memahami materi yang di pelajarinya, akan tetapi
bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai prilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran
Contextual Teaching and Learning
(CTL) bukan untuk di tumpuk, akan tetapi
sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata.
Dari
pemaparan di atas setrategi pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) merupakan setrategi pembelajaran yang membantu
siswa menemukan makna dalam materi yang di pelajari dalam interaksi dengan
pendidikan dan sumber belajar, dengan mengaitkan antara materi dengan dunia
nyata siswa, serta keaktifan siswa dalam menemukan materi dan menghubungkannya
dengan situasi kehidupan nyata sehingga di harapkan menerapkannya dalam
kehidupan mereka.
b.
Karakteristik Contextual
Teaching and Learning
Lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan CTL menurut Sanjaya :
1.
Dalam Contextual Teaching and Learning
pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang ada ( aktiving knowledge )
2.
Pembelajaran yang kontekstual
adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru ( aquiring knowledge ) pengetahuan ini diperoleh dengan cara
deduktif artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan
kemudian meemperhatikan detailnya.
3.
Pemahaman pengetahuan ( understanding knowledge ) , artinya
pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk
dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain
tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru
pengetahuan dikembangkan.
4.
Mempraktekan pengetahuan dan
pengalaman ( applying knowledge ) artinya pengetahuan dan pengalaman tersebut
yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehingga tampak perubahan perilaku
siswa.
5.
Melakukan refleksi (reflecting knowledge ) terhadap strategi
pengembangan pengetahuan . Hal ini dilakukan sebagai umpan balik proses perbaikan dan penyempurnaan
strategi ( Sanjaya ,2006:110 ).
c.
Azas-azas dalam CTL
Dalam Ensiklopedi Indonesia seperti
dikutip Dakir , azas berarti suatu kebenaran / pendirian atau yang dijadikan pokok satu keterangan
(Dakir ,2004:21).Azas-azas dalam Contectual
Teaching and Learning ( CTL ) menunjukan hal-hal pokok atau dasar dari CTL
itu sendiri .
Azas-azas dalam
strategi atau pendekatan Contextual Teaching
and Learning adalah :
a.
Konstruktivisme
Konstrukvisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam
struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
b.
Inkuiri
Inkuiri
merupakan suatu strategi yang berpusat pada siswa
dimana siswa dihadapkan suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan didalam suatu prosedur yang digaris secara jelas (Amalik,
1991:63)
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 2 Salamerta Kec. Mandiraja,
Kabupaten Banjarnegara yang berjumlah 16 siswa, terdiri dari 10 siswa putra dan 6
siswa putri. Tingkat kecerdasan siswa kelas III sangat beragam mulai
dari kurang pandai, cukup pandai, dan pandai. Semua kekurangan tersebut seolah
merupakan ciri khas dari sekolah-sekolah yang terletak di daerah terpencil.
Adapun hal-hal tersebut adalah dikarenakan oleh faktor ekonomi yang masih
rendah dan sarana dan prasarana masyarakat yang masih sangat minim sehingga sangat terasa dampaknya terhadap
keadaan siswa serta segala hal yang berhubungan dengan sarana dan prasarana
belajar siswa.
Data
yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrument tes formatif dan hasil
observasi atau pengamatan tingkat keaktifan siswa pada kegiatan awal
pembelajaran, perbaikan pembelajara serta kemampuan guru dalam menyusun rencana
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yaitu termasuk penggunaan strategi
serta model pembelajaran.Sumber Data Data yang digunakan adalah Sumber data primer
dari siswa sebagai subjek penelitian
dan Sumber data sekunder dari guru sebagai peneliti dan
teman sejawat. Teknik pengumpulan Data yang digunakan adalah
Pemberian tes
lesan maupun tertulis, observasi,
wawancara, dan kajian dokumen.Sedangkan validitas data menggunakan dua aspek validitas yang penting adalah ketepatan dan penelitian ( M.Toha
Anggoro,2007:5.29 ), dalam penelitian ini karena yang diukur adalah jenis tes
tertulis maka validasi data yang dilihat adalah validasi permukan .Validasi tes
pada penelitian ini diukur dengan
validasi kwantitatif dengan membandingkan hasil tes awal dan tes akhir tindakan.
Validasi permukaan adalah validasi yang dibuat berdasarkan pesan
ilmiah peneliti terhadap alat ukurnya, yakni apakah kelihatan alat ukurnya
tersebut benar-benar mengukur Apa yang hendak diukur, M.Toha
Anggoro(2007:5.9).Validasi permukaan merupakan jenis alat ukur yang mudah
karena biasanya digunakan untuk mengukur konsep sederhana yang dapat langsung
drujuk dengan indicator empiris dilapangan.
A. PEMBAHASAN
1.
Data
Awal
Hasil Tes Awal dan Observasi
menunjukan kondisi siswa pada mata pelajaran Matemati tergolong
rendah, yaitu hanya 5
dari 16 siswa yang sudah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 65 atau mutu pembelajaran masih rendah.
Selain itu, metode yang digunakan guru masih didominasi oleh metode ceramah.
Hal ini terlihat pada saat pembelajaran Matematika, guru hanya menerangkan dan
mencatat papan tulis, kemudian siswa mencatat dan
mengerjakan soal.
2.
Upaya
yang dilakukan
Upaya peningkatan mutu pembelajaran yang dilakukan menggunakan Strategi Contectual teaching and Learning dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a.
Perencanaan
1)
Rencana Perbaikan Pembelajaran
(RPP).
2)
Lembar kerja siswa.
3)
Lembar observasi.
4)
Alat evaluasi.
b.
Pelaksanaan
1)
Pertemuan Pertama (2 jam
pelajaran)
Kegiatan awal pada pertemuan pertama
diawali dengan penulis mengucapkan salam dan mengabsen siswa. Apersepsi
dilakukan dengan memancing siswa dengan pertanyaan yang berkaitan dengan materi
yang akan diajarkan untuk perbaikan pembelajaran.
Pada kegiatan inti penulis
menginformasikan materi untuk dibahas karena perbaikan pembelajaran menggunakan Strategi
Contectual teaching and Learning maka penulis membagi
siswa menjadi 6 kelompok. Penulis membimbing kelompok-kelompok belajar dalam
mengamati kejadian sehari –hari yang
berhubungan dengan pembelajaran. Secara berkelompok mereka mengerjakan lembar kerja Setelah selesai
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lain untuk
menyanggah / bertanya sehingga terjadi diskusi kelas. Kegiatan inti diakhiri
dengan penulis mencocokkan hasil diskusi siswa dengan kunci jawaban.
Penulis memberi nilai kelompok dan
menetapkan kelompok terbaik pada kegiatan akhir. Siswa merangkum materi dengan
mencatat hasil diskusi. Sebagai tindak lanjut penulis memberikan pekerjaan
rumah pada siswa.
2)
Pertemuan Kedua (2 jam
pelajaran)
Pembelajaran diawali dengan salam
dan mengabsen siswa. Penulis menanyakan PR siswa untuk dikumpulkan dan diberi
nilai. Setelah melaksanakan apersepsi dengan tanya jawab penulis menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Penulis menyampaikan materi pembelajaran. Untuk
mengerjakan LKS siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Setelah selesai masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lain untuk bertanya /
menyanggah sehingga terjadi diskusi kelas. Penulis mencocokkan hasil diskusi
siswa dengan kunci jawaban.
Pada kegiatan akhir penulis memberikan
nilai kelompok dan menetapkan kelompok terbaik. Siswa mencatat kesimpulan.
pembelajaran dengan bimbingan penulis.
3.
Hasil
Hasil pada upaya tindakan ini ditandai dengan menurunnya siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM. Pada tindakan ini terjadi peningkatan mutu
dan prestasi belajar siswa. Pada tindakan I, dari 16 siswa, 9 siswa masih memiliki
nilai di bawah KKM. Pada tindakan ke II, hanya 1 siswa yang belum dapat mencapai nilai KKM. Analisis dan
refleksi tindakan II menunjukkan indikator keberhasilan siswa sudah terpenuhi. Artinya
bahwa selama pembelajaran Matematika dengan materi , kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal latihan sudah mengalami peningkatan mutu yang signifikan.
B.
PENUTUP
Berdasarkan
hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan
bahwa penerapan pembelajaran Contectual
Teaching and Learning ( CTL ) dapat meningkatkan mutu dan prestasi belajar , penerapan pembelajaran Contectual Teaching and Learning ( CTL
)dapat meningkatkan aktifitas belajar selain hal tersebut ada persepsi dan
kesan siswa yang signifikan terhadap penerapan pembelajaran Contectual Teaching and Learning ( CTL )
Dengan
penerapan pembelajaran Contectual
Teaching and Learning ( CTL ) untuk mata pelajaran Matematika kelas II, sangat tepat selain
dapat meningkatkan mutu pembelajaran juga meningkatkan pemahaman
konsep dan aktivitas belajar siswa.
Penerapan
pembelajaran Contectual Teaching and
Learning ( CTL ) proses pembelajaran
siswa semakin aktif sistuasi kelas tenang, siswa lebih antusias dalam belajar
dan guru ada peningkatan profesionalismenya.
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, Nar, 2007 : Statistika Dasar
: Penerbit Universitas Terbuka.
Purwodarminto WJS, 1987.
http/sahabatbaru.blogspot.com/2008/06/ Pengertian Prestasi Belajar html.
Surya HM, 1997 : Buku Materi Pokok
Kapita Selekta DSD, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Universitas
Terbuka.
Sumadi Suryabrata, 1987. Psikologi
Pendidikan. Jakarta : CV Rajawali.
Sutrisno, Sri Utami R dan Catur Puji
Mulyono. Buku Ajar Matematika Fokus,
SD Kelas II KTSP Semester 1, Sukoharjo : CV Sindhunata.
Tengku Zahara Djaafar, 2001. Dasar-dasar
Metodologi Pengajaran. Jakarta : Bina Aksara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Bp. Dharma
Bhakti.
Winarno Surachmad, 1987.
http/sobatbaru.blogspot.com/2008/06/ Pengertian Prestasi html.
Wardani, IGAK, 2007, Penelitian
Tindakan Kelas : Penerbit Universitas Terbuka.