Selasa, 30 Juli 2013

UPAYA MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN
MELALUI MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING  PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III
SD  NEGERI 4 GLEMPANG  KEC. MANDIRAJA KAB.BANJARNEGARA

Oleh :
Suparno, S.Pd.SD

A.    PENDAHULUAN
1.           Latar Belakang Masalah
Pelajaran Matematika dianggap pelajaran yang menakutkan, bisa jadi sebagian besar anak didik peneliti , membenarkan kalimat tersebut.Apalagi mereka yang tidak menyukai Matematika ,pasti beranggapan bahwa pelajaran Matematika  ini tidak menyenangkan  .akhirnya merekapun jadi malas belajar Matematika. Begitulah yang melekat dibenak peneliti yang sekaligus menggugah dan membangkitkan semangat dan merasa tertantang untuk mewujudkan impiannya yaitu mencerdaskan anak–anak. Guru mempunyai tanggung jawab besar, karena guru selalu berusaha agar dalam pembelajaran yang dikelolanya di sekolah dapat berhasil dengan memuaskan. Dihadapan siswa guru adalah figur yang diteladani oleh siswanya, lebih–lebih untuk siswa kelas rendah akan lebih mempercayai gurunya daripada orang tuanya. Guru dalam menyampaikan pelajaran harus benar, jangan ada konsep–konsep yang meragukan bagi siswa. Apa yang disampaikan oleh guru harus bisa dicontoh dan diteladani oleh siswanya. Sebab ilmu yang diperoleh bukan hanya untuk sesaat, tetapi untuk bekal dalam kehidupan dikelak kemudian hari.
Peran guru menurut Wrightman (1977) sebagaimana dikutip oleh Uzer Usman (2005 : 4) peran guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan dalam suatu situasi tertentu serta hubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuan.
Dari peran guru yang disampaikan Wrightman diatas, maka guru harus dapat memposisikan dirinya dengan baik agar peran guru dalam proses belajar mengajar dapat tercapai dengan baik.
 Stategi merupakan salah satu aspek penting yang harus dikuasai guru agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Berhasil tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sangan bergantung pada tepat tidaknya stategi yang diterapkan oleh guru tersebut.Guru harus dapat memilih materi yang tepat dan metode yang digunakan dalam menyampaikan materi, karena dengan metode yang tepat tujuan yang akan lebih berhasil.
            Untuk mengefektifkan dan menyukseskan implementasi kurikulum KBK maupun KTSP ini diperlukan suatu model pembelajaran. Tentu model pembelajaran yang diarapkan adalah model pembelajaran berbasis kompetensi.
            Salah satu model pembelajaran ini adalah model pembelajaran berdasarkan pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning(CTL).
            Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran yang menekankan keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia keidupan peserta didik secara nyata, sehingga peserta didik mampu mengubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan seahari-hari (Mulyasa,2005:137).
                        Karakteristik dlam strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) diatas menjelaskan bahwa pengetahuan itu diperoleh, dikembangkan dengan melihat pengetahuan yang sudah ada pada siswa sekaligus kegiatan praktek pengetauan dan pengalaman yang diperoleh. Disini keaktifan siswa benar-benar menjadi prioritas dalam belajar mengajar dalam rangka menemukan makna dalam materi.
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang akan diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari–hari (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah , 2006).
Srtategi pembelajaran Contextual Teahcing and Learning (CTL) menjadikan siswa berfikir aktif dalam proses belajar mengajar, menemukan makna dalam materi yang diajarkan karena materi yang ada dihubungkan dengan dunia nyata siswa, yang selanjutnya diharapkan dapat mengubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Secara umum siswa yang belajar di sekolah dasar berumur antara 6 sampai 12 tahun, oleh karenanya dapat digolongkan masa kanak-kanak. Pada masa kanak-kanak dunia bermain dengan alam dan lingkungan masih sangat dominan, oleh karenanya stategi Contextual Teaching and Learning (CTL) sangat tepat digunakan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) di Sekolah Dasar (SD).
Mengacu dari hasil Ulangan siswa diduga siswa kelas III SD Negeri 4 Glempang Kec. Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara masih banyak mengalami kesulitan dalam memahami tentang matematika.
      Untuk membuktikan ada tidaknya kesulitan yang dialami siswa maka perlu diadakan observasi. Hasil observasi peneliti digunakan untuk masukan yang berharga terutama bagi guru yang mengajarkan Matematika di kelas III SD Negeri 4 Glempang Kec. Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara,        Akibat dari masalah diatas hasil pembelajaran Matematika  masih rendah, hasil akhir yang diharapkan tidak tercapai secara tuntas ,terbukti dari 16 siswa hanya 5 siswa kelas III Negeri 4 Glempang Kec. Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara  yang menguasai atau mencapai tingkat penguasaan materi sebesar 70% ke atas.
            Dari kasus pembelajaran diatas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut   :
a.       Siswa tidak aktif mengikuti pembelajaran
b.       Siswa banyak yang berbicara sendiri dalam mengikuti pembelajaran.
c.       Minat siswa untuk belajar rendah.
d.      Hasil belajar matematika rendah.
e.       Tingkat pemahaman konsep mengubah pecahan ke bentuk desimal rendah.
            Faktor yang menyebabkan rendahnya pemahaman konsep matematika  dapat dianalisis sebagai berikut  :
a.       Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah sehingga terkesan   menjemukan,
b.      Guru tidak menggunakan alat peraga,
c.       Guru kurang menguasai kelas,
d.      Skenario pembelajaran kurang runtut.

Berdasarkan analisis masalah di atas maka fokus perbaikan dipilih Strategi  Contextual Teahcing and Learning (CTL) hingga rumusan masalah adalah Apakah dengan strategi Contextual Teahcing and Learning (CTL) dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan prestasi belajar  siswa kelas III Negeri 4 Glempang Kec. Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara  dalam Pelajaran Matematika . 
2.      Tujuan  Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah Mengaplikasikan pembelajaran yang digunakan guru dalam memberikan  mata pelajaran Matematika dengan menggunakan strategi Contectual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan mutu pembelajaran Matematika kelas III Negeri 4 Glempang Kec. Mandiraja.
3.      Definisi Operasional
a.      Strategi Pembelajaran Contectual Teacing and Learning
            Kata strategi dapat di artikan sebagai seni (art)  melaksanakan stratagen yakni siasat atau rencana,  yang dalam perkembanganya kata strategi memiliki banyak padanan terutama dalam bahasa inggris dan salah satu yang sering kita dengar kususnya dalam dunia pendidikan adalah approach ( pandekatan ) serta procedur ( tahapan kegiatan ).
      Pembelajaran sendiri dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 20 diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar saat lingkungan belajar ( Arifin,2003:36 )
      Contextual  sendiri dalam kamus inggris Indonesia karangan John M . Chols dan Hassan Shadily berarti yang berhubungan dengan  konteks. Sementara teaching dalam kamus inggris Indonesia diartikan pengetahuan.
      Dari pangertian secara etimologi Contextual Teacing and Learning biasa kita artikan sebagai proses mengajar dan belajar pengetahan yang disesuaikan dengan konteks. Mengapa merujuk pada tugas guru sementara belajar kembali pada tugas siswa. Jadi proses pembelajaran dalam dunia contextual teaching and learning sangat kental dengan nuansa keaktifan guru dan siswa. Keduanya memiliki peran dalam proses pambelajaran sehingga guru tidak lagi mendominasi dan berperan sebagai pusat belajar.
Secara terminologi atau istilah kita dapat menemukan definisi CTL (Contextual Teacing and Learning) yang di rumuskan dari berbagai pendapat.           Contextual Teaching and Learning (CTL) di definisikan Elain B.Jonson sebagai sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, social dan budaya mereka (Johnson,2007: 67)  Dari konsep tersebut ada 3 hal yang harus kita pahami :
a.       Contextual Teaching and Learning (CTL) menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi yang bertujuan menolong siswa melihat makna dalam materi akademik yang di peroleh, artinya proses belajar di orientasikan pada proses pengalaman secara langsung.
b.      Contextual Teaching and Learning (CTL) mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang di pelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa di tuntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Dengan mengorelasikan materi yang di temukan dengan keidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional akan tetapi materi yang di pelajari akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah di lupakan.
c.       Contextual Teaching and Learning (CTL)  mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam kehidupan, artinya Contextual Teaching and Learning (CTL)  bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang di pelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai prilakunya  dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)  bukan untuk di tumpuk, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata.
         Dari pemaparan di atas setrategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan setrategi pembelajaran yang membantu siswa menemukan makna dalam materi yang di pelajari dalam interaksi dengan pendidikan dan sumber belajar, dengan mengaitkan antara materi dengan dunia nyata siswa, serta keaktifan siswa dalam menemukan materi dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga di harapkan menerapkannya dalam kehidupan mereka.
b.      Karakteristik Contextual Teaching and Learning
Lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL menurut Sanjaya :
1.             Dalam Contextual  Teaching and Learning pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang  ada  ( aktiving knowledge )
2.             Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru ( aquiring knowledge )  pengetahuan ini diperoleh dengan cara deduktif artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan kemudian meemperhatikan detailnya.
3.             Pemahaman pengetahuan ( understanding knowledge ) , artinya pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan dikembangkan.
4.             Mempraktekan pengetahuan dan pengalaman  ( applying knowledge ) artinya pengetahuan dan pengalaman tersebut yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan       siswa sehingga tampak perubahan perilaku siswa.
5.             Melakukan refleksi (reflecting knowledge ) terhadap strategi pengembangan pengetahuan . Hal ini dilakukan sebagai umpan    balik proses perbaikan dan penyempurnaan strategi ( Sanjaya ,2006:110 ).
c.       Azas-azas dalam CTL
Dalam Ensiklopedi Indonesia seperti dikutip Dakir , azas berarti suatu kebenaran / pendirian  atau yang dijadikan pokok satu keterangan (Dakir ,2004:21).Azas-azas dalam Contectual Teaching and Learning ( CTL ) menunjukan hal-hal pokok atau dasar dari CTL itu sendiri .        
Azas-azas dalam strategi atau pendekatan Contextual Teaching and Learning adalah :
a.       Konstruktivisme
Konstrukvisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
b.      Inkuiri
Inkuiri merupakan suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana siswa dihadapkan suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan didalam suatu prosedur yang digaris secara jelas (Amalik, 1991:63)
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 2 Salamerta Kec. Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara yang berjumlah 16 siswa, terdiri dari 10 siswa putra dan  6  siswa putri.   Tingkat kecerdasan siswa kelas III sangat beragam mulai dari kurang pandai, cukup pandai, dan pandai. Semua kekurangan tersebut seolah merupakan ciri khas dari sekolah-sekolah yang terletak di daerah terpencil. Adapun hal-hal tersebut adalah dikarenakan oleh faktor ekonomi yang masih rendah dan sarana dan prasarana masyarakat yang masih sangat minim  sehingga sangat terasa dampaknya terhadap keadaan siswa serta segala hal yang berhubungan dengan sarana dan prasarana belajar siswa.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrument tes formatif dan hasil observasi atau pengamatan tingkat keaktifan siswa pada kegiatan awal pembelajaran, perbaikan pembelajara serta kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yaitu termasuk penggunaan strategi serta model pembelajaran.Sumber Data Data yang digunakan adalah Sumber data primer dari siswa sebagai subjek penelitian dan Sumber data sekunder dari guru sebagai peneliti dan teman sejawat. Teknik pengumpulan Data yang digunakan adalah  Pemberian tes lesan maupun tertulis, observasi, wawancara, dan kajian dokumen.Sedangkan validitas data menggunakan dua aspek validitas yang penting adalah ketepatan dan penelitian ( M.Toha Anggoro,2007:5.29 ), dalam penelitian ini karena yang diukur adalah jenis tes tertulis maka validasi data yang dilihat adalah validasi permukan .Validasi tes pada penelitian  ini diukur dengan validasi kwantitatif dengan membandingkan hasil tes awal dan tes akhir tindakan.
Validasi permukaan adalah validasi yang dibuat berdasarkan pesan ilmiah peneliti terhadap alat ukurnya, yakni apakah kelihatan alat ukurnya tersebut benar-benar mengukur Apa yang hendak diukur, M.Toha Anggoro(2007:5.9).Validasi permukaan merupakan jenis alat ukur yang mudah karena biasanya digunakan untuk mengukur konsep sederhana yang dapat langsung drujuk dengan indicator empiris dilapangan.
A.    PEMBAHASAN
1.      Data Awal
Hasil Tes Awal dan Observasi menunjukan kondisi siswa pada mata pelajaran Matemati  tergolong rendah, yaitu hanya 5 dari 16 siswa yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 65 atau mutu pembelajaran masih rendah. Selain itu, metode yang digunakan guru masih didominasi oleh metode ceramah. Hal ini terlihat pada saat pembelajaran Matematika, guru hanya menerangkan dan mencatat  papan tulis, kemudian siswa mencatat dan mengerjakan soal.
2.         Upaya yang dilakukan
Upaya peningkatan mutu pembelajaran yang dilakukan menggunakan Strategi Contectual teaching and Learning  dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.      Perencanaan
1)      Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).
2)      Lembar kerja siswa.
3)      Lembar observasi.
4)      Alat evaluasi.
b.      Pelaksanaan
1)      Pertemuan Pertama (2 jam pelajaran)
Kegiatan awal pada pertemuan pertama diawali dengan penulis mengucapkan salam dan mengabsen siswa. Apersepsi dilakukan dengan memancing siswa dengan pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan untuk perbaikan pembelajaran.
Pada kegiatan inti penulis menginformasikan materi untuk dibahas karena perbaikan pembelajaran menggunakan Strategi Contectual teaching and Learning  maka penulis membagi siswa menjadi 6 kelompok. Penulis membimbing kelompok-kelompok belajar dalam mengamati kejadian sehari –hari yang berhubungan dengan pembelajaran. Secara berkelompok mereka mengerjakan  lembar kerja Setelah selesai masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lain untuk menyanggah / bertanya sehingga terjadi diskusi kelas. Kegiatan inti diakhiri dengan penulis mencocokkan hasil diskusi siswa dengan kunci jawaban.
Penulis memberi nilai kelompok dan menetapkan kelompok terbaik pada kegiatan akhir. Siswa merangkum materi dengan mencatat hasil diskusi. Sebagai tindak lanjut penulis memberikan pekerjaan rumah pada siswa.
2)      Pertemuan Kedua (2 jam pelajaran)
Pembelajaran diawali dengan salam dan mengabsen siswa. Penulis menanyakan PR siswa untuk dikumpulkan dan diberi nilai. Setelah melaksanakan apersepsi dengan tanya jawab penulis menyampaikan tujuan pembelajaran.
Penulis menyampaikan materi pembelajaran. Untuk mengerjakan LKS siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Setelah selesai masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lain untuk bertanya / menyanggah sehingga terjadi diskusi kelas. Penulis mencocokkan hasil diskusi siswa dengan kunci jawaban.
Pada kegiatan akhir penulis memberikan nilai kelompok dan menetapkan kelompok terbaik. Siswa mencatat kesimpulan. pembelajaran dengan bimbingan penulis.
3.      Hasil
    Hasil  pada upaya tindakan  ini ditandai dengan menurunnya siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Pada tindakan ini terjadi peningkatan mutu dan prestasi belajar siswa. Pada tindakan I, dari 16 siswa, 9 siswa masih memiliki nilai di bawah KKM. Pada tindakan ke II, hanya 1 siswa yang belum dapat mencapai nilai KKM. Analisis dan refleksi tindakan II menunjukkan indikator keberhasilan siswa sudah terpenuhi. Artinya bahwa selama pembelajaran Matematika dengan materi , kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal latihan sudah mengalami peningkatan mutu yang signifikan.
B.     PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran Contectual Teaching and Learning ( CTL ) dapat meningkatkan mutu dan prestasi  belajar , penerapan pembelajaran Contectual Teaching and Learning ( CTL )dapat meningkatkan aktifitas belajar selain hal tersebut ada persepsi dan kesan siswa yang signifikan terhadap penerapan pembelajaran Contectual Teaching and Learning ( CTL )
Dengan penerapan pembelajaran Contectual Teaching and Learning ( CTL ) untuk mata pelajaran Matematika kelas II, sangat tepat selain dapat meningkatkan mutu pembelajaran  juga meningkatkan pemahaman konsep dan aktivitas belajar siswa.
Penerapan pembelajaran Contectual Teaching and Learning ( CTL )  proses pembelajaran siswa semakin aktif sistuasi kelas tenang, siswa lebih antusias dalam belajar dan guru ada peningkatan profesionalismenya.

DAFTAR PUSTAKA
Haryanto, Nar, 2007 : Statistika Dasar : Penerbit Universitas Terbuka.

Purwodarminto WJS, 1987. http/sahabatbaru.blogspot.com/2008/06/ Pengertian Prestasi Belajar html.

Surya HM, 1997 : Buku Materi Pokok Kapita Selekta DSD, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Universitas Terbuka.

Sumadi Suryabrata, 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta : CV Rajawali.

Sutrisno, Sri Utami R dan Catur Puji Mulyono. Buku Ajar Matematika  Fokus, SD Kelas II KTSP Semester 1, Sukoharjo : CV Sindhunata.

Tengku Zahara Djaafar, 2001. Dasar-dasar Metodologi Pengajaran. Jakarta : Bina Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Bp. Dharma Bhakti.

Winarno Surachmad, 1987. http/sobatbaru.blogspot.com/2008/06/ Pengertian Prestasi html.

Wardani, IGAK, 2007, Penelitian Tindakan Kelas : Penerbit Universitas Terbuka.